Sabtu, 10 November 2012


BAB II VERSI 1
Kurikulum tersembunyi :
Literasi Politik dan Pendidikan Kewarganegaraan di Australia
Abstract
Selama hampir 30 tahun konsep dari ‘Literasi Politik[1]
telah menjadi fokus dalam pembahasan akademik dan juga menyediakan kerangka teori untuk pendidikan. Baru – baru ini istilah political literacy
tergambar di Inggris sebagai pengetahuan yang diterima, skill dan nilai untuk mendukung informasi dan efektifitas dalam pengambilan keputusan bagi kehidupan demokrasi. Di samping pelibatan tanggung jawab masyarakat dan sosial dan moral, Literasi Politik dilihat sebagai salah satu dari tiga elemen yang mempengaruhi efektifitas pendidikan untuk masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir initelah tampak terjadi perkembangan global dalam pertumbuhan minat generasi muda terhadap proses politik dan lembaga – lembaga konvensional yang ada. Di Australia dan banyak negara barat lainnya respon demokrasi menggulirkan program ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan dengan menghasilkan suatu kemajuan penelitian yang difokuskan dalam pada berbagai level pengetahuan politik dan partisipasi politik di kalangan generasi muda. Dalam makalah ini akan dibahas secara literature untuk menelusuri pengaruh dari literasi politik dalam kebijakan pendidikan contemporer dan pelaksanaannya di Australia.

Kata kunci: Pemuda, Literasi Politik, Ilmu kewarganegaraan, Kewarganegaraan, Aktifisme[2]
Pengenalan:
                Hubungan antara pemuda, Pendidikan dan partisipasi politik telah menjadi focus utama dalam pembahasan di dunia akademik dan riset. Dalam beberapa tahun terakhir suatu deretan konsep dan alat analisis telah digunakan untuk menggambarkan dan menghitung jumlah kepentingan, memahami dan melibatkan pemuda dalam ilmu kewarganegaraan dan kehidupan public. (1) Melihat bentuk demokrasi barat, termasuk Australia, dalam memperoleh pengetahuan dalam struktur ilmu kewarganegaraan dan institusi memerlukan suatu konsistensi sebagai tujuan secara keseluruhan dari program pendidikan untuk kewarganegaraan. Bahkan dalam mempelajari proses di lihat sebagai suatu batu pijakan untuk pemahaman yang lebih luas. Memahami suatu ide politik yang kemudian menjadi partisipan yang aktif. Akan tetapi sering kali yang menjadi agenda utama dari politik generasi muda di kendalikan oleh keprihatinan mereka terhadap keterbatasan pengetahuannya dan persepsi mereka yang terbatas. Suatu dorongan yang konsisten terhadap pertumbuhan pendidikan politik berada dalam ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan dimana kekhawatirannya terhadap rendahnya ilmu pengetahuan dan sikap negative oleh generasi muda Australia terhadap institusi atau lembaga struktur formal politik. Seperti yang dikatakan Owen:
Apa yang kita saksikan di Australia pada saat ini adalah kebijakan untuk memimpin kebangkitan dari kepentingan dalam ilmu kewarganegaraan dan kewarganegaraan (citizenship)[3]. Adalah perserikatan pemerintahan yang mengidentifikasi bahwa terdapat masalah yaitu generasi muda Australia tidak termotivasi, merasa terasingkan dari struktur demokrasi pemerintahannya, dan menampilkan kekhawatiran literasi politik yang rendah.
Pembekalan saat ini untuk ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan di sekolah di Australia dan komunitas belajar di dominasi dan di bentuk oleh latar belakang berdasarkan dari kekhawatiran akan suatu persepsi ‘defisit ilmu kewarganegaraan’ yang diperlihatkan sebagai bentuk ancaman yang tidak tampak terhadap ketahanan dan efektifitas demokrasi. Manning dan Ryan memperdebatkan sebuah ide bahwa defisit ilmu kewarganegaraan yang berada di kalangan generasi muda telah menjadi sesuatu yang kekal dalam pandangan masyarakat Australia. Lebih jauh lagi pemerintahan persemakmuran Australia menunjukan meningkatnya kecemasan dalam hubungan yang nyata melemahkan konsep tradisi dari karakteristik kewarganegaraan dengan indicator seperti: runtuhnya antusiasme masyarakat, kurangnya rasa saling menghargai, meningkatnya rasa sinis terhadap struktur politik tradisional dan adanya perpecahan yang lebih luas dari proses representasi demokrasi. Dan hasilnya adalah memperbaharui kepentingan dalam peranan pendidikan untuk mengikuti kehidupan dan gaya hidup dari generasi muda, hubungan mereka dengan institusi suatu negara dan juga peranan dan tanggung jawab sebagai warganegara yang aktif dalam lingkup sosial yang lebih luas.
                Secara jelas kita bisa melihat generasi muda Australia sudah atau sedang terasingkan dari institusi dan proses partisipasi demokrasi terdapat suatu bukti pertumbuhan internasional yang menyarankan untuk menyatukan ilmu budaya kewarganegaraan yang di dasarkan atas ketertarikan dan tindakan generasi muda bentuk baru dari orgnaisasi dan gerakan saat ini sedang ditempa ulang yang nantinya akan membahahas isu kepentingan dari kehidupan sehari-hari dari generasi baru untuk generasi muda yang aktif. Melalui kreatifitas dalam menggunakan komunikasi elektronik generasi muda yang aktif mengakses informasi secara online untuk memimpin rekan-rekannya dalam membahas diskusi yang sangat penting sebagai bentuk lain dari ekspresi budaya dengan cara  melalui blog internet dan mengakses sumber secara online untuk mensupor partisipasi yang aktif. Generasi muda menghasilkan diskusi yang membangun dalam aliansi global yang baru dan memperluas batasannya dalam partisipasi dan ekspresi politik. Kepentingan politik mereka, aspirasi dan tindakannya sebagai relevansi dalam menghadapi tantangan pada saat ini dan efektivitas program pendidikan pada saat ini yang bertujuan untuk menyiapkan kehidupan politik bagi mereka (generasi muda).
                Dalam makalah ini ada dua hal yang dicoba untuk dilakukan. Pertama, diskusi ini akan merunut asal usul kronologi dari konsep literasi politik dengan tujuan untuk mengidentifikasi kunci dari ide suatu teori yang berpengaruh terhadap kondisi perkembangannya. Secara khusus menjadi literatur utama dalam mendiskusikan melalui suatu ulasan pemikiranyang berbobot kontribusi dari Sir Bernard Crick, the UK based academic, dimana pandangannya danpada masa kepemimpinanannya telah dijadikan sebagai alat dalam evolusi suatu literasi politik dan lebih spesipik lagi objektivitas untuk pendidikan. Tafsiran dan penerapan literasi politik dalam perdebatan akademik, pembahasan kebijakan dan pelatihan pendidikan dapat dikonteskan. Analisis kontemporer merupakan arah dalam definisi literasi politik dan di akui berdampak terhadap perubahan sosial dan kontek politik, mempersembahkan beberapa pandangan penting terhadap dunia modern sebagai konsep yang relevan.
                Kedua, pergerakan terhadap suatu teori dan pembenaran dari literasi politik dinyatakan sebagai objek untuk pendidikan formal di Australia. Diakui bahwa ketentuan tersebut tidak banyak menarik perhatian dalam praktek area kebijakan pendidikan yang berdiri sendiri, tujuan tripartite dari ilmu pengetahuan, kemampuan dan nilai mendukung proyek saat ini yang mengarah pada persiapan generasi muda Australia untuk memenuhi kebutuhan dari ilmu kewarganegaraan dan sebagai partisipasi politik. Diskusi ini dipresentasikan pada saat pembaharuan komitmen oleh pemerintahan persemakmuran Australia dalam ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan. Pada saat itu ini merupakan sesuatu yang penting untuk melihat suatu suatu titik temu dari sebuah teori, kebijakan dan praktek untuk memberi informasi dan memberi gambaran terhadap masa depan apa yang menjadi dasar teori dari konsep literasi politik?
Literasi politik – Asal usul dan definisi
                Suatu bentuk literasi politik telah digambarkan beberapa saat yang lalu di negara Inggris sebagai pencapaian dari ilmu pengetahuan, kemampuan dan nilai untuk mensupor efektivitas dan menginformasikan keputusan di dalam partisipasi demokrasi di samping melibatkan masyarakat dan sosial dan tanggung jawab moral literasi politik terlihat sebagai salah satu dari tiga garis penegas yang mendukung efektivitas pendidikan untuk kewarganegaraan. Laporan di atas dikutip secara umum dari The Crick Report dinamakan dari salah satu tulisan Sir Bernard Crick. Pada sekitar dua puluh tahun yang lalu bahwa Crick dan yang lainnya pada masa itu mempopulerkan penggunaan literasi politik sebagai suatu alat ukur dari suatu hasil gagasan  utama pendidikan di Inggris di tulis pada tahun 1978 Crick dan asistennya Porter berdebat bahwa:
Seseorang yang mempunyai suatu ilmu pengetahuan yang cukup tentang suatu isu dari politik pada masa itu, dilengkapi sehingga dapat memberikan beberapa pengaruh, apakah disekolah, pabrik, relawan atau partai, dan dapat memahami dan menghormati, sementara tidak berbagi, nilai dengan yang lain, dapat disebut sebagai literasi politik.
Bagi mereka seseorang yang melakukan literasi politik akan memiliki kemapuan untuk mengenali dimensi politik ‘dalam berbagai situasi’. Dalam pembahasan ini pendidikan telah dibebankan suatu tugas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan generasi muda, kemampuan dan sikap. Tantangannya adalah untuk dapat mendidik secara kolektif dari ketiga benang dimana salah satu kondisinya dan melengkapi dua yang lainnya. Kesuksesan dari pendekatan ini tidak hanya dinilai dari seberapa baik partisipasi siswa ketika dilengkapi dengan kemampuan untuk menerima tanggung jawab ketika menganalisis suatu teori dalam situasi yang di alaminya tetapi juga sebagai tes akhir dalam menciptakan kecenderungan dalam bertindak, lebih jauh lagi, suatu pencapaian dari literacy politik tidak dilihat sebagai pengalaman yang tidak aktif, akan tetapi sebagai proses pembelajaran yang aktif dimana mendukung murid untuk menerapkan pemahaman teori mereka dan mengunakannya sebagai partisipasi yang aktif. Dengan kata lain generasi muda dalam pembelajarannya di uji berdasarkan apa yang telah mereka capai dalam menerapkan literasi politik melalui rancangan nyata. Bagi Crick dan Porter kompetisi ini untuk mengakui, kemampuan dan sifat yang dapat diketahui melalui pemahaman konsep yang diambil dari pengalaman hidup dan bahasa dari generasi muda itu sendiri. Mereka menyarankan:
Seorang literasi poltik tidak hanya akan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk memamahami akan konteks dan situasi yang diberikan, akan tetepi dapat bekerja secara efesien dalam situsi dan kontek yang ada.
Hal 7:
Kepercayaan terahadap literasi politik secara nyata dan diwujudkan sebagai tolak ukur pendidikan, oleh bentuknya, meluaskan batasan sebagai pembelajaran dalam menghormati mekanisme perjanjian dari ilmu kewarganegaraan dan kehidupan masyarakat. Kurikulum dicita-citakan agar dapat menjadi suatu langkah dalam membebaskan dari suatu pemenjaraan dalam pola piker politik kaarah yang lebih baik agar bisa memahami dari bentuk suatu demokras yang juga tidak bisa dipisahkan dari isu pegerakan sosial. Yang menjadi kunci dari inovasi pada proyek tahun 1970 adalah pendidikan yang dijadikan sebagai perantara yang digunakan untuk membangun kapasitas belajar melalui perbaikan dalam ilmu pengetahuan, kemampuan dan nilai esensial yang digunakan agar efektifitas dari patisipan politik berada dalam pikiran yang luas. Jadi bagai mana perkembangan ide ini menjadi tonggak pada masa yang akan datang?
Pembentukan undang-undang dari literasi politik
                Di beberapa negara barat selama lebig dari tiga decade terakhir literasi politik telah menjadi bahan perdebatan dimana intervensi pemerintah dalam dalam gaya hidup dan kehidupan dari pemuda dan juga hubungannya dengan kewarganegaraan dan kehidupan dimasyarakat. Saya beranggapan bahwa ini merupakan suatu wujud dari bentuk pelajaran bagi generasi muda dalam mempelajari kewarganegaraan dan hidup dalam masyarakat. Secara umum bentuk dari ilmu kewarganegaraan, pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan poltik telah dimasukan ke dalam kebijakan pendidikan dan bahasan dalam dunia akademik.
Hal 8:
Dapat dikatakan bahwa dalam pertengahan 1970an program pendidikan penggunaan spesifik melek politik sebagai tujuan pembelajaran dinyatakan dibuang. Pada kenyataannya dari perwujudan sebelumnya dari konsep yang diusulkan oleh Crick dan rekan, pengembangan ide telah ditandai oleh tiga yang berbeda, meskipun tumpang tindih, kerangka kerja yang telah ditempa ke arah praktek. (16) Ide-ide yang mendasari wacana yang menginformasikan di sekitar melek politik di tahun 1970-an dapat kronologis dilacak melalui dua dekade berikutnya.
Sepanjang tahun 1980-an dan 1990-an dunia mengalami beberapa perubahan sosial dan politik besar paling tidak: modernisasi teknologi yang cukup, globalisasi ekonomi, migrasi budaya dan kejadian terus meningkat konsumerisme. Di bangun dari perubahan tersebut Davies dan Thorpe mengklaim bahwa kita menyaksikan 'pemeragaan melek politik'. (17) pada awal tahun 1980 prioritas kebijakan untuk demokrasi Barat berayun ke apa yang disebut 'baru' dan pendidikan 'adjectivai' yang lahir dari komitmen yang lebih jelas terhadap keadilan sosial ketimbang sebuah fokus umum atas politik semata. Tahun 1980-an menyaksikan pertumbuhan internasional kepentingan dalam politik 'isu tunggal' dicirikan dalam istilah aktivis oleh berbagai bentuk lebih banyak langsung maupun partisipatif dari aksi politik didukung oleh rakit yang muncul ke pergerakan sosial. Prioritas untuk pendidikan pada gilirannya bergeser ke konteks politik yang lebih luas sehingga promosi lebih banyak masalah-program berbasis fokus pada kurikulum dibangun di sekitar mata pelajaran seperti perdamaian, anti-rasisme dan anti-seksisme dan eksplorasi lebih banyak sistematis dari fenomena global seperti HIV / AIDS, dunia kelaparan dan isu-isu lingkungan. (18)

Hal 9:
Pada  tahun 1980-an dan beberapa tahun setelah masalah warga negara ditinjau kembali oleh para politisi, pembuat kebijakan dan akademisi, dunia menjadi saksi serangkaian perubahan. Ini termasuk, kegagalan dari mantan serikat soviet dan pembangunan kembali bangsa yang merdeka di seluruh wilayah Baltik, jatuhnya tembok Berlin melambangkan penyatuan kembali Jerman dan resmi berakhirnya apartheid di Afrika Selatan. sehingga yang menjadi perhatian utama akibat dari perubahan sosial dan politik yang sedang berlangsung itu adalah bagaimana pendidikan kewarganegaraan dapat membantu negara-negara demokrasi yang baru merdeka dalam mengembangkan nilai-nilai dan lembaga-lembaga yang diperlukan untuk mempertahankan demokrasi internal dan meningkatkan kemerdekaan global.
Proyek pendidikan politik tahun 1980-an sebagai mengalihkan perhatian, definisi kontemporer melek politik menambah kontribusi dari definisi melek politik yang sebelumnya. Perkembangan penting dari perilaku generasi muda seperti yang digambarkan dalam karya asli Crick telah diperbarui dalam definisi kontemporer kemajuan nilai-nilai. Dengan kata lain tugas pendidikan bagi warga negara tidak hanya membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan untuk berpartisipasi secara efektif, tetapi juga berkembang di dalamnya rasa sosial dan penghargaan dari faktor-faktor emosional dan emosi yang mendorong tindakan mereka. Warisan visi awal Crick bagi melek politik sekarang ini telah direvitalisasi. Melangkah maju 20 tahun adalah jelaslah bahwa beberapa tema intrinsik terhadap proyek tahun 1970-an masih relevan seperti dalam wacana saat ini. Kembali ke laporan Crick diterbitkan pada tahun 1988 salah satu tujuan yang telah ditetapkan adalah:
Siswa belajar tentang dan bagaimana untuk membuat diri mereka efektif dalam kehidupan masyarakat melalui pengetahuan, keterampilan dan nilai-apa yang disebut 'melek politik', mencari istilah yang lebih luas daripada pengetahuan politik saja.
Hal 10:
Jadi melek politik tidak dipandang sebagai suatu badan pengetahuan abstrak yang hanya dapat diajarkan berdiri sendiri sebagai subjek. Penjelasan ini berkaitan dengan keterampilan dan nilai-nilai serta pengetahuan, dapat dikatakan sebagai dasar dari kapasitas kaum muda untuk membangun pandangan melek politik. Selain itu, keterampilan yang diperlukan untuk terlibat secara efektif dalam kehidupan publik tidak dapat berkembang tanpa adanya partisipasi. Dalam melihat kembali laporan Crick, Pearce dan Spencer menekankan pentingnya agenda yang diusulkan untuk meningkatkan kewarganegaraan aktif mulai:
Hance peran sentral dalam laporan, bukan hanya melek huruf politik, tetapi belajar tentang kehidupan masyarakat dan berperan aktif di dalamnya. Aspek pendidikan kewarganegaraan ini mengambil dari pendidikan diluar sekolah. (21).
Mereka berpendapat bahwa perhatian utama dari laporan ini adalah untuk menumbuhkan budaya kewarganegaraan secara aktif melalui pendidikan di mana warga negara secara moral peka terhadap kebutuhan lainnya, dan di mana kesadaran yang lebih besar adalah ketika menghargai diri sendiri dan kepemilikan dunia politik komunal yang dikembangkan. Hayden berpendapat bahwa ketidaksesuaian melek politik dengan Crick tentang keterlibatan masyarakat, mengingat bahwa sulit untuk melihat bagaimana nilai-nilai menginformasikan keterlibatan dalam kehidupan publik bisa berkembang pada seseorang tanpa keterlibatan pengalaman yang nyata. Crick menjelaskan sendiri di tempat lain bahwa melek politik krusial melibatkan kedua ketidakfahaman dan pengaplikasian dari kunci sebuah konsep dalam kehidupan politik. Orang muda yang melek politik tidak harus dilihat hanya sebagai 'penonton informasi', melainkan 'peserta aktif' yang terlibat dalam politik secara afektif dan bertanggung jawab.
Hal 11:
(24) Dengan melihat ke belakang Crick memandang upaya pada tahun 1970 untuk memulai sebuah gerakan yang dirancang untuk mempromosikan program pendidikan politik di sekolah-sekolah sebagai fajar 'palsu. (25) Selanjutnya, berjalannya waktu tampaknya telah memicu memikirkan kembali pada yang Crick bagian dari makna hubungan melek politik dalam demokrasi yang lebih luas. Dia baru-baru ini mencerminkan
 Ide sendiri dari 'politik' selalu terlalu sempit politik atau dapat mendorong rasa penyempitan apa yang dihitung sebagai politik, hanya pihak, pemerintah dan proses politik dalam keaksaraan 'adalah  parlemen namun'dibutuhkan di hampir bentuk apapun kelompok activity'even keterampilan yang dibutuhkan untuk pesta atau aktivitas kelompok penekan yang terbaik dapat dipelajari dalam kelompok relawan lokal atau, memang, dalam diskusi bebas dari masalah-masalah yang nyata bagi murid dan latihan oleh mereka tanggung jawab nyata dalam sekolah.ini adalah jauh lebih penting daripada forcefeeding dengan pengetahuan yang aman dan obyektif tentang konstitusi dan mesin pemerintahan. (26).
       Jelaslah bahwa penilaian ulang konsep mengambil mengetahui adanya perubahan sosial dan politik global yang diikuti perintis Crick 1.970 proyek dan menawarkan definisi diperbarui yang lebih selaras dengan keragaman kepentingan politik dan tindakan dari generasi saat ini anak muda. yang disarankan berlakunya kembali melek politik muncul untuk memvalidasi konsep dalam konteks politik kontemporer. Kami sekarang memiliki definisi melek politik yang berbicara kepada gagasan lebih menyeluruh dari demokrasi, yang mengambil pelajaran dari bentuk yang muncul dari masalah-yang berbasis, gerakan sosial dan masyarakat aktivitas berorientasi yang berpotensi berdampingan  partai politik utama apakah itu mendukung atau mencari ketahanan.The untuk definisi kontemporer erat  melek politik Dibutuhkan
Hal 12:
Pembahasan menjadi lebih luas bahan sumbernya. Jadi apa yang bisa kita peroleh dari pencarian ini serta memfokuskan kembali?

Melek politik – beberapa  makna yang mengikuti perkembangan jaman
Wacana untuk melek politik menempatkan penekanan lebih besar pada lokasi pengalaman hidup masyarakat muda, pengetahuan dan kemampuan dalam kerangka hak-hak yang lebih luas dalam dunia multikultural. Untuk Osler tantangan bagi pendidik adalah:

Untuk memperluas konsep melek politik sehingga orang muda tidak hanya dilengkapi dengan keterampilan dasar untuk partisipasi, tetapi juga dilengkapi dengan pengetahuan dan pemahaman tentang hak asasi manusia sebagai prinsip-prinsip yang mendasari demokrasi: diaktifkan untuk mengembangkan identitas percaya diri, dan dilengkapi dengan keterampilan untuk menantang dan menghadapi ketimpangan dan perubahan. (27)
Elemen-elemen kunci pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai terus melambangkan definisi kontemporer melek politik. Para pelajar mahasiswa terlibat dalam program pendidikan untuk kewarganegaraan sekarang diharapkan untuk mengeksplorasi dimensi politik dari situasi personal manusia dalam kaitannya dengan tren global, isu-isu dan sruktur. Pada saat definisi titik melek politik terhadap promosi pemahaman budaya yang luas dan inklusi sosial sebagai nilai-nilai kunci melengkapi pengembangan pengetahuan dan keterampilan baru. Signifikan, tujuan pengetahuan masyarakat masih kuat sebagai indikator kompetensi, namun definisi kontemporer melek politik muncul untuk melengkapi pengetahuan penting dan keterampilan dasar dengan keinginan untuk mengambil tindakan yang lebih bijaksana dan dinamis. Dengan kembali ke karya Crick kita diingatkan bahwa:

Untuk mencapai melek politik kita harus belajar untuk mengerti apa itu makna dari melek politik, apa keyakinan  utama yang dimiliki dari mereka, bagaimana mereka cenderung mempengaruhi Anda dan saya. Ini juga berarti bahwa kita mungkin cenderung untuk mencoba melakukan sesuatu
Hal 13:
tentang masalah tersebut dengan cara yang efektif dan secara tulus menghormati apa yang diyakini oleh orang lain.
Berdasar pengetahuan yang Nampak pada struktur dan institusi di tengah-tengah masyarakat seperti yang digambarkan sebelumnya, sepertinya perancang kurikulum pendidikan kewarganegaraan tidak perlu khawatir lagi, dibandingkan bangunan pengetahuan untuk memahami inti dari intrik demokrasi. Lembaga Urusan Kewarganegaraan (Citizenship Foundation) di Inggris mengatakan sebagai berikut:
"Melek politik adalah seluruh aspek yang berkaitan dalam membantu generasi muda menjadi aktif dan efektif secara politik... melek politik harus focus pada pengembangan ide-ide politik daripada mempromosikan pengetahuan tentang lembaga-lembaga politik. Yang terakhir ini hanya diperlukan ketika minat politik telah ditetapkan sendiri".
Jadi apa saja komponen utama untuk pemberlakukan kembali budaya melek politik ? Definisi terbaru Melek Politik menetapkan tiga target pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Generasi muda yang melek politik saat ini tinggal di dunia global di mana eksplorasi masalah dan isu-isu memerlukan analisis kritis yang membutuhkan pemahaman tentang urusan dalam negeri dan menghubungkannya secara lokal maupun global. Pada sebuah laporan ilmiah terbaru disebutkan bahwa keterampilan dan nilai-nilai merupakan prasyarat untuk setiap penafsiran baru dari pendidikan melek politik, termasuk pengetahuan tentang negosiasi efektif dan kompromi, serta pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan realitas ekonomi dan social kontemporer. Pendidikan Melek Politik juga memiliki kemampuan untuk “membaca isu dan peristiwa politik” dengan menggunakan bahasa, pemikiran, dan argumentasiyang tepat untuk warga negara aktif. Untuk Moodley dan Adam ,dasar dari nilai-nilai modern saat ini meliputi kualitas internalisasi seperti: menghormati perbedaan, toleransi, dan mentoleransi dan menerima persaingan dalam aturan-aturan main yang disepakati, akuntabilitas,
Hal 14:
Transparansi, negosiasi  sebagai ketrampilan ke arah  pengambilan keputusan secara demokratis '. (33) Mereka harus  mengusulkan bahwa "hasil melek politik dalam kewarganegaraan active ', yang mungkin menunjukkan dan nilai-nilai dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan public. (34) Secara keseluruhan, beberapa karakteristik generasi yang memahami politik adalah sebagai berikut :
1. Mereka memiliki kemampuan untuk membaca dimensi politik dari setiap situasi.
2. Mereka memanfaatkan pengalaman kehidupan sehari-hari dan bahasa anak muda.
3. Mereka terampil berdemokrasi  dalam pengambilan keputusan
4. Mereka menghormati perbedaan dan membuat alasan atau berargumentasi.
5. Mereka berkomitmen untuk mengambil tindakan.
Pencapaian karakteristik di atas mungkin dapat dicapai melalui pendidikan.  Secara umum  dapat diterima bahwa pendidikan secara formal tetap dapat dijadikan sebagai kunci penting untuk menanamkan pengetahuan politik, kompetensi politik dan prilaku politik yang diperlukan bagi terbentunya partisipasi warga negara yang efektip. (35) Sebuah argumentasi disampaikan oleh Nie, Junn dan Stehlik-Barry  bahwa hampir tanpa kecuali faktor terkuat apa yang dilakukan dan dipikirkan dalam politik. (36) sekarang saya mengalihkan perhatian saya terhadap perkembangan historycal dari kewarganegaraan dan asuhan kewarganegaraan di Australia dalam upaya untuk menggambarkan pengaruh yang mendasari melek politik terhadap inisiatif ini kontemporer.
Hal 15:
Sejarah singkat pendidikan kewarganegaraan dan kewarganegaraan di Australia
Perkembangan literatur konsep politik sejak 1970 sedikit banyak menjadi cermin evolusi Pkn dan kewarganegaraan di Australia hingga periode yang sama. Kritik kronologi tentang arah politik dan hubungan perkembangan kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan secara praktis di Australia, memberikan beberapa bukti. Pendidikan kewarganegaraan mendapat posisi sentral di pendidikan Australia sejak akhir 1800. Selama perkembangan tahun ini fokus utama pada pengajaran dan pembelajaran (ilmu kewarganegaraan kuno) merupakan kunci masalah yang mencerminkan kerajaan dan agenda nasional yang ditarik dari sejarah hubungan antara Australia, kerajaan Inggris dan kerajaannya.Karakteristik warga Australia saat ini karena  lebih pada proses melding antar  sejarah budaya kolonial dan prioritas melaksanakan pembangunan karakter. (37) Karenanya  perasaan kuat masyarakat yang merasa tidak nyaman dengan tujuan pembelajaran disamping  pandangan warga  yang liberal. Karena alasan pembelajaran kewarganegaraan yg kuno surut selama 1950 dan 1960. (38) Sesudah itu, dalam kontek spesifik 1960 program australia tentang ilmu-ilmu sosial dapat diperdebatkan lebih tertarik pada isu seperti  perkembangan dan kemakmuran nasional, pertumbuhan ketakutan terhadap Komunis, keamanan nasional, dan keterlibatan bangsa-bangsa dalam konflik militer di Asia Pasifik. (39) Jadi jelas bahwa negara Australia pada warisan Inggris melemahkan masyarakat baru Australia memulai mandiri. Hukum identitas masyarakat Australia menempatkan kembali beberapa imigran inggris berikut perundang-undangan persemakmuran diterbitkan1948. (40) Saya berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan lama telah hilang relevansi dengan Australia baru yang bercita-cita tinggi.
Ilmu kewarganegaraan dan Pendidikan kewarganegaraan di Australia diremajakan pada akhir tahun 1980 berikut  periode kemerosotan terdahulu yang menarik perhatian. Di 1989 Majelis tinggi ketenagakerjaan, pendidikan dan pelatihan menerbitkan laporan pendidikan untuk warga negara yang aktif.
Hal 16:
Diterbitkan Pendidikan Kewarganegaraan laporan untuk aktif. (41) Dalam dokumen ini komite didefinisikan warga negara aktif sebagai:
Seseorang yang tidak hanya percaya pada konsep masyarakat demokratis tetapi yang bersedia dan mampu membuktikan keyakinannya dalam bentuk nyata. Sifat aktif warganegara adalah senyawa pengetahuan, keterampilan yang diperlukan sikap: pengetahuan tentang bagaimana masyarakat bekerja: keterampilan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi secara efektif, dan keyakinan bahwa partisipasi aktif adalah hak semua warga negara. (42)
Korelasi antara penggambaran warga negara aktif dan elemen kunci dari melek politik dibahas sebelumnya dalam teks yang jelas. Definisi ini juga signifikan dalam hal itu, seperti melek politik, mempromosikan partisipasi aktif sebagai hasil belajar intrinsik. Berbeda dengan visi terinspirasi komite untuk pengembangan pemuda Australia sebagai warga negara aktif dalam laporan juga menyoroti bahwa data penelitian yang menunjukkan rendahnya tingkat rendahnya tingkat pengetahuan politik di kalangan anak muda Australia yang selanjutnya diprofilkan sebagai apatis dan acuh tak acuh terhadap politik konvensional. Ini adalah tema yang ditetapkan untuk menjadi ciri teratur berhasil kebijakan Australia yang berkaitan dengan hubungan antara orang-orang muda, pendidikan dan partisipasi politik.
Diperkenalkannya warga Negara aktif melalui wacana yang panjang sekitar kewarganegaraan memberikan tantangan baru untuk pendidikan Australia. Komite berpendapat bahwa kewarganegaraan aktif tidak selalu ditingkatkan dengan pengetahuan rinci tentang siasat demokrasi parlementer, yang telah sekian lama menjadi tujuan utama. Dari pengajuan dibuat untuk komite, termasuk banyak dari siswa, salah satu masalah yang disorot dalam daerah ini belajar spesifik adalah bahwa 'materi ini sering disajikan sebagai serangkaian fakta-fakta kering yang tampaknya memiliki sedikit untuk melakukan dengan nyata, orang yang hidup' . (43)
Hal 17:
Komite menyimpulkan bahwa dengan menyediakan lebih banyak dari bentuk pendekatan ini maka yang diperoleh akan sedikit dan akan memberikan kontribusi terhadap sikap apatis generasi muda dan ketidak pedulian. Komite secara jelas mengagap bahwa kedepannya segala program pendidikan untuk kewarganegaraan di Australia akan berbeda secara signifikan dengan program ilmu kewarganegaraan yang lama. Dalam laporan ditekankan bahwa:
Pendidikan untuk warganegara yang aktif tidak seperti memberikan secara paksa kepada siswa tentang suatu sitem polilitik karena nantinya pada akhirnya akan menyebabkan hilangnya ketertarikan, atau diingat karena mereka penasaran dalam hatinya.
                April 1989 semua menteri negara, dari wilayah negara pesemakmuran inggris bertemu untuk mengadosi system pendidikan yaitu ’10 tujuan umum dan disetujui sebagai tujuan nasional untuk  pendidikan di sekolah di Australia’,  dimana secara terus menerus menyediakan perindungan bagi sekolah negeri. Memunculkan tujuan untuk mengsupor generasi muda menjadi lebih memiliki wawasan dan kemampuan yang memadai dalam kehiupan kewarganegaraan dimana terlefleksikan dalam pernyataan nomer 7 dimana sasarannya:
Untuk memberikan pengetahuan, kemampuan, sikap dan nilai dimana akan memberikan siswa kemampuan untuk berpartisipasi sebagai warga negara yang aktif dan memiliki informasi yang cukup dalam masyarakat Australia yang demokrasi dalam kontek internasional.
                Pengetahuan yang majemuk, kemampuan dan sikap yang ditingkatkan secara retoris[4], dengan penambahan nilai sebagai fitur inti pendidikan untuk kewarganegaraan – lebih lanjut lagi penyelarasan visi untuk tujuan literasi politik dibahas pada. 1991 dalam SCCEET berdasarkan tinjauan dari implementasi laporan yang diromendasikan pada tahun 1989. Tidak lanjutnya yang dilakukan adalah dokumen yang diberi judul Active Citizenship Revisited (Membetuk warga negara yang aktif) direkapitulasi dan diperluas terhadap tema-tema sebelumnya termasuk masalah yang kritis yaitu permasalahan nilai.

Hal 18:
Komite menganggap bahwa cara yang paling produktif berurusan dengan masalah nilai-nilai dalam kaitannya dengan kewarganegaraan aktif adalah untuk focus kepada "nilai-nilai pembelajaran pada siswa daripada mengajar nilai-nilai pada guru". (46) Penekanan pada pengalaman hidup setiap hari pada orang muda adalah sebagai titik awal untuk membangun kurikulum untuk kewarganegaraan adalah satu lagi fitur inti dari melek politik. Sementara tampaknya ada pemulihan kepentingan dalam pengajaran dan pembelajaran kewarganegaraan diakhir 1980-an kegagalan untuk menerjemahkan tujuan ke dalam kebijakan atau menerapkan kebijakanke dalam praktek mengakibatkan kebangkitan subyek goyah.
Kampanye kebijakan didorong untuk reformasi pendidikan diberikan momentum baru setelah pemilihan Paul Keating sebagai Perdana Menteri dalam Pemilu Federal tahun 1993. Dengan latar belakang dari apa yang Kennedy dan Howard digambarkan sebagai"gambaran besar" Keating sistematis memulai padasebuah proyekreformasipolitik yangmengangkatpertanyaan dandebatyang dihasilkansekitarisu-isu sepertiRekonsiliasiAborigin, Australia sebagairepublik danperdagangan luar negeri dengannegara-negara tetanggadi  daerah Asia. (47)Masalahkewarganegaraanmenjadipenting dalamserangkaian pemerintahan berikutnya dan  menjadi pertanyaan publik. (48)Secara kolektif, laporan inimunculuntuk menantangbeberapa rekomendasisebelumnyadariKomiteSenat. Berdiri masing-masing tahun 1989dan 1991. (49)Panggilanuntukpendidikan yang lebih luas, partisipatifdan inovatifuntuk kewarganegaraanhadir mendukungprogram pendidikan  yang lebih peduli denganmeningkatkantingkatpengetahuan yang faktualsekitarpolitik, prosesstrukturdan institusi. Tema-temayang umummuncul darikebijakaniniberawal pada kekuranganyang jelasdariprogram pendidikanyang ada dengan tujuan untuk meningkatkanpengetahuan, keterampilandan nilai-nilaiyang diperlukan untukkewarganegaraan aktifyang efektif.
Hal 19:
Mengurangi kekurangan yang tidak jelas dari program pendidikan yang ada bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk kewarganegaraan aktif yang efektif. Momentum terhadap perubahan diberi semangat baru dengan pembentukan Kelompok Ahli Kewarganegaraan (CEG) atas dorongan Paul Keating Perdana Menteri
Menemukan kewarganegaraan dan Demokrasi yang Baru
Pada tahun 1994 laporan yang berjudul: bagaimana orang-orang ... yang telah disampaikan kepada pemerintah persemakmuran oleh Kelompok Ahli Kewarganegaraan ditunjuk (CEG). (50) Sebagian besar sastra kontemporer sekitarnya kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan di Australia kredit karya CEG dan laporan berikutnya mereka sebagai katalis untuk perubahan mani. Di jantung ot laporan para authours garis tiga dimensi pendidikan kewarganegaraan sebagai pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap yang secara kolektif menyediakan kerangka kerja untuk kurikulum menanggapi. ini Roses lain validasi konsep literasi politik sebagai paradigma membimbing dalam penyusunan kaum muda untuk partisipasi yang nominal sipil dan publik. Whilsst diragukan lagi berpengaruh laporan dari CEG itu terutama naik gelombang diciptakan oleh previos dan arahan paralel berbasis kebijakan, seperti yang dikutip di atas sebentar. Hasil penjumlahan adalah tanpa diragukan lagi laporan komprehensif menetapkan daftar luas dari rekomendasi. Temuan ini didukung oleh penelitian luas yang meremajakan sentimen untuk perubahan lahir dari sistematis ulangan, jika mungkin agak bisa ditebak, dari defisit kewarganegaraan dirasakan dalam masyarakat Australia khususnya di kalangan generasi muda dan kebutuhan untuk intervensi pendidikan yang efektif. Namun Sayangnya, banyak Adeas lebih progresif dan inovatif yang dihasilkan membentuk investigasi awal terkait
Hal 20:
Tampaknya telah dibayangi oleh profil dominan visi diusulkan oleh CEG tersebut. Misalnya, berangkat dari wacana mengenai gagasan tentang warga negara yang aktif dikembangkan oleh kurikulum yang lebih berakar pada pengalaman hidup sehari-hari peserta didik. Pada faktanya "kewarganegaraan baru (new civic)" tidak begitu berbeda dengan paradigma yang sebelumnya yang banyak dikritik dalam dekade sebelumnya. Meskipun demikian CEG yang dikemukakan bahwa waktu yang tepat untuk "baru" di mana peningkatan pengetahuan kewarganegaraan masyarakat sekarang yang harus ditingkatkan oleh keterlibatan aktif dan kritis dalam kehidupan bermasyarakat. (53) jadi bagaimana inisiatif dalam melanjutkan?
Kewarganegaraan baru (new civic) yang diusulkan tersebut mengambil bentuk inisiatif sekolah berbasis nasional yang dinamakan menemukan demokrasi (discovering Democracy), yang diluncurkan pada Mei 1997 dengan mendukung pelaksanaan melalui produksi materi belajar dan mengajar dan penyediaan pengembangan profesi bagi guru (54). Materi menemukan demokrasi (discovering Democracy) yang terutama dikembangkan dan didistribusikan di seluruh negeri pada premis tentang siswa, dan bisa diguru, yang kurang dalam pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge). Sejak diluncurkan program ini berada di bawah pemeriksaan teliti (close examination) dan bukan tanpa kritik. Evaluasi telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh tingkat pengetahuan konseptual, keterampilan yang relevan dan pedagogi yang tepat dalam profesi mengajar mendelegasikan tugas melaksanakan program. (55) Sumber lain rasa frustrasi telah menjadi status kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan dalam kurikulum sekolah yang sangat luas. Sebagai subjek yang tidak wajib di sebagian besar negara dan wilayah di seluruh Australia guru telah menemukan kesulitan untuk menyesuaikan dengan bidang pelajaran yang direkomendasikan ke dalam kurikulum sudah penuh. (56) Beberapa kritik dasar juga telah ditujukan pada penggunaan konten dan materi yang efektif dalam pembelajaran, yang
Hal 21:
Beberapa kritik dasar juga telah ditujukan pada penggunaan konten dan efektif materi pembelajaran, yang apakah dilihat untuk mempromosikan pandangan yang tidak terbantahkan dari Civics dan kewarganegaraan dan salah satu yang belum dihargai oleh beberapa guru yang bertanggung jawab untuk mengajarkan. Untuk Meredyth dan Thomas, program Demokrasi Menemukan terbuka untuk tuduhan gagal demokrasi itu sendiri, melainkan itu gambaran kembali ke dosa yang instrumentalis nyata dari Civics lama, dan memiliki sedikit tempat untuk diri-mewujudkan siswa atau masyarakat menentukan sendiri.
Sebuahevaluasinasionalbaru-baruini program DemokrasiMenemukanmenunjukkanbahwapendekataniniuntukmengatasikrisis yang dirasakandaridefisitpemuda Civics di Australia adalahsalahsatu yang mendoronghanyapemahaman yang dangkalamongtssiswa yang berpartisipasi. Selanjutnya, jikasubjektidakdiajarkandenganbaiksekolah 'mungkintidakcukupmengatasitujuanutamamemberikankedalamandankeluasanpemahaman Civics'. (59) GilbetjugamengamatibahwapenekanandominanbahanDemokrasiMenemukanpengajaran Civics dalambentukpengetahuan formal daristrukturdanfungsipemerintahdilengkapidenganpemahamantentangsejarahbangsa Australia danlembaga-lembaganya. Diaberpendapatnamunbahwafokusini:
Tampaknya cukup memadai sebagai jawaban ... itu tidak bisa serius diharapkan bahwa pemahaman saja akan mengubah sikap negatif terhadap sistem tersebut, apalagi yang berbasis di suatu peristiwa kepribadian dari masa lalu ... pendekatan historis untuk risiko kewarganegaraan mempromosikan dan pandangan ideal kemajuan lembaga engkau parlemen, dan sikap optimis dengan kebutuhan saat ini. (60)
Secara keseluruhan, evaluasi nasional dampak bahan Demokrasi Menemukan pembelajaran menyimpulkan bahwa itu adalah cuaca Negara diragukan dan teritori pejabat pendidikan akan setuju bahwa semua yang perlu dilakukan telah dilakukan, mereka pergi untuk menyorot bahwa kesenjangan antara praktik terbaik dan praktek rata-rata tetap substansial dan tambahan
Hal 22:
Laporan mempertanyakan subtansi dasar dari pendekatan yang berbasis materi. (62) penemuan dari program demokrasi berakhir pada  2004 dan seluruh inisiatif evalusi secara keseluruhan kurang menguntungkan. Meskipun CEG telah menampilkan elemen dari literasi politik sebagai suatu kunci keberhasilan dari ilmu kewarganegaraan yang baru yaitu ditemukannya demokrasi namun insitifnya tidak berjalan lancar dalam memberikan padanganya. Dalam mengantar hasil dari pendidikan untuk siswa yang berpartisifasi menteri pendidikan, mempekerjakan, dan melatih kegiatan remaja dengan memberikan penilaian nasional tentang ilmu kewarganegaraan dan warganegara dimana sampel yang digunakan adalah siswa usia 6 dan 10 tahun. (63) jika tujuan utama dari menemukan program demokrasi adalah dengan melibat masyrakat muda Australia maka disarankan agar ada tes yang lebih memberikan bukti yang bermanfaat dan dampak terhadap perubahan secara social yang dipengeruhi oleh orang-orang muda yang aktif dan partisipasi yang mempunyai cukup informasi dalam kewarganegaraan dan kehidupan masyarakat.
Pemuda Australia dan partisipasi politik - - tantangan yang abadi bagi pendidikan
                McAllister menulis tidak lama setelah diluncurkannya dari materi demokrasi mengatakan bahwa walaupun lebih dari sedecade suatu perdebatan umum yang didanai oleh pemerintah, akan tetap tidak ditemukan suatu defenisi yang jelas tentang apa yang harus diajarkan tentang arah dari pendidikan kewarhanegaraan. Ia melanjutkan dengan menguraikan tiga perbedaan, dan berpotensi menjajadi pesaing dalam tujuan yang ingin dicapai sekolah di Australia, dinamakan:
1.       Meningkatkan pengetahuan tentang proses dan bentuk pemerintahan secara struktur
2.       Menyediakan pengetahuan akan sejarah Australia
3.       Mendorong partisipasi politik yang lebih besar oleh orang-orang muda sebagai 'warga negara yang aktif'.
Hal 23:
Tiga tujuan yang telah disimpulkan tersebut manjadi tujuan oleh McAllister  yang tampaknya akan sangat sulit dicapai dan diukur. Yang paling  menantang dalam melibatkan generasi muda sebagai generasi yang memiliki pemahaman dan warga negara yang aktif berpartisipasi dalam demokrasi terdapat resiko untuk menjadi tidak lebih sebagai restorasi yang diklaim untuk mengikuti bentuk dasar dari suatu ilmu politik yang bersifat fakta. Rimmerman berpendapat bahwa:
Arah dari kewarganegaraan terbatas sehingga mereka tidak terhubung secara langsung dengan siswa secara politik dan dalam proses membuat kebijakan ... ... dibutuhkan lebih banyak arahan yang mengijikan siswa dalam berpikir sebagai warga negara, yang menghubungkan diskusi di kelas mereka secara luas dalam kehidupan bermasyarakat. Pada waktunya ketika siswa bersosiakisasi untuk berpikir secara pribadi, mereka butuh kesempatan untuk berhubungan secara langsung dengan masyarakat yang lebih luas, dimana mereka akan menghabis lebih banyak waktu dalam kehidupannya.
Pertanyaan seputar kompatibilitas tujuan dari negara terhadap ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan dan subjek pembelajarannya bukan hal yang baru. Ditulis beberapa abad ke belakang Prior Alice Hoy berpendapat bahwa:
Ilmu kewarganegaraan berdasarkan pada kepentingan terhadap masyarakat secara umum terutama karena ini menyangkut dirinya dalam hubungannya terhadap masyarakat, dan ini merupakan suatu poin penting dimana kita tidak boleh kehilangan arah dari mengajar suatu subjek. Suatu pemerintahan hanya mempelajari kehebatan intansi dimana kesejahteraan masyarakat diutamakan. . Sekali lagi, kewarganegaraan yang berkaitan dengan urusan hidup sehari-hari, dan menjadikannya semua subjek menjadi cocok dalam pendidikan formal.
Maka akan muncul bahwa permintaan rekonsiliasi dari tuntutan kurikulum adalah dengan menanamkan pengetahuan dari lembaga-lembaga struktural pemerintah dan pengalaman hidup masyarakat sehari-hari dan komunitas secara terus menerus menjadi tantangan terhadap  pendidikan.
Hal 24:
Di masa lalu Hoy juga mengangkat beberapa serius keraguan tentang relevansi pengajaran Hoy yang lalu juga mengangkat beberapa keraguan yang serius tentang bility relevansi formal Di di  Di masa lalu Hoy juga mengangkat beberapa keraguan serius tentang relevansi pengajaran formal sebagai sarana untuk belajar kewarganegaraan-dan lagi pertanyaan yang terus datang  dalam perdebatan kontemporer seputar tujuan pendidikan Australia. Untuk Knight, sekolah terus menjadi bertentangan dengan demokrasi dengan hasil bahwa siswa terlalu banyak mencari di tempat lain untuk mendapatkan rasa dunia dan tanggung jawab mereka agar sesuai. (68) Evans dan Sternberg mengusulkan bahwa untuk kewarganegaraan muda telah menjadi sebuah konsep retro dan bisa dibilang membatasi ruang lingkup potensial untuk bentuk-bentuk baru dan aktivisme alternatif didorong oleh orang-orang muda sendiri. (69) Efektivitas dan relevansi program pendidikan  saat ini yang terus fokus pada persiapan kaum muda untuk kehidupan sosial dan politik dikontekstualisasikan di sekitar pengertian kewarganegaraan yang dipertanyakan. Apalagi Norris berpendapat bahwa fokus terus menerus pada kegiatan kewarganegaraan yang dirancang untuk mempengaruhi pemilu, pemerintah dan kebijakan negara tampaknya terlalu terbatas dalam konteks saat ini di mana ada kebutuhan untuk pemahaman yang lebih luas dari aktivisme politik, khususnya di kalangan generasi muda. (70) Niemi dan Niemi dalam studi kelas berbasis di Amerika Serikat menemukan bahwa definisi partisipasi politik oleh guru ilmu sosial adalah  'menyedihkan' dan bentuk jarang diakui partisipasi dalam apa pun selain suara. (71)
Beberapa kesimpulan
Dari penjaringan pada perkembangan terbaru dalam literatur ilmu kewarganegaraan dan kewarganegaraan di Australia terbukti bahwa konsep teoritis melek politik seperti diuraikan di atas telah secara berkala berpengaruh dalam membentuk arah kebijakan kontemporer dan praktek, meskipun dengan sedikit atau tanpa pengakuan.
Hal 25:
Awalnya dibayangkan oleh Bernard Crick yaitu: pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai telah secara sistematis diperbaharui dari waktu ke waktu untuk mencerminkan realitas sosial dan politik kontemporer. Saya akan menyarankan bahwa tujuan utama untuk setiap program kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan harus mendukung pengembangan pengetahuan kritis sekitar tren lokal dan global kontemporer dan membekali kaum muda dengan keterampilan yang diperlukan untuk terlibat dengan masalah tersebut efektif dan bijaksana sosial dan politik aktor. Sebuah pendidikan kritis untuk kewarganegaraan didukung oleh tujuan yang telah ditetapkan melek politik memiliki potensi untuk memperluas lingkup belajar di luar model tradisional yang terus melambangkan pendekatan saat ini untuk kewarganegaraan dan kewarganegaraan. Sebuah program kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan diinformasikan oleh tujuan melek politik akan mempromosikan paradigma pembelajaran yang berusaha untuk menjembatani kesenjangan antara sektor pemerintahan maupun masyarakat. Ini adalah pendekatan yang mendorong siswa untuk mengenali dan memahami hubungan antara pengalaman pendidikan dan celah untuk partisipasi dalam masyarakat yang lebih luas. Orang-orang muda mengambil bagian dalam proyek tersebut akan memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk terlibat dalam beragam bentuk aktivisme dan pada semua lapisan masyarakat, tidak hanya melalui tindakan (wajib) pemungutan suara. Melek politik terus memberikan pendidikan dengan kerangka teoritis untuk pengembangan kebijakan dan fokus untuk praktek yang mendukung kaum muda untuk mengembangkan pengetahuan kritis, keterampilan dan nilai-nilai dibingkai sekitar politik kehidupan sehari-hari mereka. Untuk Davies dan Hogarth 'melek politik mungkin yang paling menantang dari semua aspek pendidikan kewarganegaraan'. (72) Berlakunya kembali melek politik tentu layak perhatian ditujukan lebih lanjut oleh komentator akademis, pembuat kebijakan dan praktisi dalam pembangunan berkelanjutan dari ilmu kewarganegaraan dan kewarganegaraan di Australia.




[1]     Literasi politi adalah merupakan upaya memahami seputar isu utama politik. Singkatnya, literasi politik merupakan senyawa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ini merupakan cara membuat seorang warga negara menjadi efektif dalam kehidupan publik dan mendorong mereka agar aktif-partisipatif dalam melaksanakan hak serta kewajibannya, baik dalam keadaan resmi maupun di arena publik yang sifatnya sukarela.
[2] Aktivisme adalah kebijakan atau tindakan menggunakan kampanye yang kuat untuk membawa perubahan politik atau sosial
[3] Citizenship adalah masyarakat yang menempati wilayah suatu negara dan memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara.
[4] Kepandaian mengunakan bahasa